Rabu, 30 November 2016



Trikora dan Dampaknya bagi Stabilitas Politik Indonesia (1961-1962)

Proposal Penelitian

 

Saffana Azzahra
X IPS 2
26


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
SMA NEGERI 1 SIDOARJO
2016




A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu program Kabinet Kerja adalah pembebasan Irian Barat, yang pada hakikatnya merupakan tuntutan nasional secara mutlak. Pasal 1 persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB 1949), mengenai “penyerahan kedaulatan atas Indonesia yang berbunyi: “Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan sepenuhnya atas Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat dan tidak dapat dicabut dari karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara yang berdaulat”[1]
Masalah Irian barat yang belum usai melalui KMB tetap menjadi perhatian pemerintah Indonesia, baik oleh pemerintah RIS maupun pemerintah pemerintah sesudahnya. Salah satu dari program RIS adalah menyelesaikan soal Irian Barat dalam setahun ini juga dengan jalan damai . setelah Indonesia kembali menjadi NKRI pada tanggal 17 Agustus 1945, cabinet pertama yaitu cabinet Mohammad Natsir (6 september 1950-3o Maret 1951) . berganti cabinet dr. Sukiman Wirjosandjojo (27 april 1951-12 agustus 1955), cabinet berikutnya cabinet Ali Asastroamidjojo I (1 agustus 1953-12 agustus 1955), Kabinet Burhanudin Harahap (12 agustus 1955-24 maret 1956), Kabinet Ali Sastromidjojo II (24 maret 1956-9 april 19570, dan Kabinet Djuanda (9 april 1957-10 juli1959) tetap mencantumkan masalah Irian Barat dalam program kabinetnya.[2]
Setelah usaha bilateral dicoba tetaplah gagal, Indonesia mencoba membawa masalah ini pada Sidang Majelis Umum PBB, namun Indonesia tetap mengalami kekalahan jumlah suara. Karena kegagalan usahanya diPBB, Belanda membentuk komite nasional Papua, kemudian memproklamasikan negara boneke bernama Negara Papua, mengibarkan bendera Negara Papua, dan mengadakan lagu Papua. Untuk menghadapi tindakan Belanda, pada awal bulan Desember 1961 diadakan siding cabinet inti bersama gabungan kepala kepala staf (GKS). Sidang memutuskan bahwa pemerintah Indonesia akan mengambil tindakan tindakan tegas terhadap Belanda. Untuk itu, KSAD Jendral A.H.Nasution mengusulkan untuk menghidupkan kembali dewan pertahanan nasional  yang bertugas untuk merumuskan cara mengintegrasikan seluruh potensial nasional dalam pembebasan Irian Barat. Usul itu diterima dan dewan pertahanan nasional diresmikan pada 11 Desember 1961, sekitar 2 bulan setelah komite nasional Papua dibentuk. Dewan tersebut diketuai oleh Presiden Soekarno, beranggotakan 14 orang yang terdiri dari pejabat tinggi militer,sipil, dan wakil Irian Barat. [3]
Pada 14 Desember 1961 Dewan Pertahanan Nasional bersidang, yang berhasil menetapkan pembentukan komando tertinggi pembebasan Irian Barat (Kotipemirbar) dan sebagai panglima besarnya adalah Presiden Soekarno setelah terbentuk Kotipemirbar, Dewan Pertahanan Nasional mengadakan rapat untuk merumuskan konsep dasar perjuangan pembebasan Irian Barat. Konsep yang disusun terkenal dengan Trikora sebagai jawaban pemeriontah dan rakyat Indonesia terhadap elanda yang telah membentuk Negara Papua. [4]
Karena Trikora merupakan salah satu bagian dari sejarah Bangsa Indonesia, Maka dari itulah penulis ingin mengadakan penelitian mengenai “Trikora dan Dampaknya bagi Stabilitas Politik Indonesia (1961-1962)”.



B. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini pwnulis telah menentukan batasan waktu, dan tema sasaran penelotian. Waktu diambil pada awal 1961 sampai 1962. Sedangkan tema adalah sejarah mengenai Trikora itu sendiri.

C. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, penulis menentukan rumusan masalahnya yaitu :
1.      Bagaimana awal mula terbentuknya konsep Trikora?
2.      Bagaimana pelaksanaan operasi Trikora?
3.      Bagaimana dampak operasi Trikora terhadap kestabilan politik Indonesia?

D. Tujuan Penelitian
                        Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui awal terbentuknya Trikora
2.      Untuk mengetahui isi dari konsep Trikora
3.      Untuk mengetahui dampak dari operasi Trikora pada kestabilan politik Indonesia

E. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan dari penelitian diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan mengetahui informasi informasi yang terkandung didalamnya terutama mengenai sejarah Trikora

F. Kajian Pustaka  
Buku yang menjadi kajian pustaka sebagai unsur pendukung dalam penelitian ini adalah Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid 7. Dalam buku ini peneliti dapat memperoleh informasiinformasi seperti proses awal terbentuknya Trikora dan berbagai hal yang berhubungan dengan Trikora. Buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan peneliti .

G . Metode Penelitian
1.Heuristik
Heuristik adalah kegiatan pencarian dan pengumpulan sumber. Pencarian dan pengumpulan sumber ini merupakan tahapan awal bagi penulis untuk mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Pencarian sumber sumber ini peneliti lakukan dengan mencari sumber sumber dari buku maupun sumber sumber tertulis lainnya. Heuristik sendiri yaitu :
a.       Sumber Sekunder : pengumpulan sumber sejarah yang dituliskan kembali. Sumber sekunder ini didapatkan dari mencari buku buku yang berhubungan dengan judul penelitian “Sejarah Trikora (1945-1969)” yaitu buku berjudul  Indonesia Dalam Sejarah jilid 7 karya Taufik Abdullah. Lalu buku kedua adalah Sejarah Nasional Indonesia VI karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.
2.Kritik dan Analisis Sumber
Setelah kegiatan pencarian dan penemuan sumber sumber berhasil dilakukan, tahap kedua yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan penelitian dan mengkritisi sumber sumber yang telah ditemukan tersebut baik dari buku maupun sumber tertulis dan relevan lainnya. Kritik sumber dibagi menjadi 2 yaitu, kritik eksternal merupakan cara pengujian kebenaran sumber sejarah dari aspek aspek luar sumber tersebut yang digunakan. kemudian kritik internal yaitu pengujian kebenaran yang dilakukan terhadap isi dari sumber sejarah tersebut. Pada langkah ini peneliti akan menyaring informasi ataupun data yang diperoleh guna mendapat hasil penelitian yang baik , relevan, dan valid.
Kaitannya dengan penelitian ini, setelah penelii menemukan berbagai sumber yang berhubungan dengan Sejarah Trikora, peneliti mencoba menyaring informasi informasi tersebut dan hanya mengambil bagian data data yang relevan dan valid agar dapat digunakan sebagai sumber penulisan penelitian ini. sehingga tidak semua data yang ada dapat menjadi bahan rujukan tetapi harus dapat disaring.
3. Interpretasi
Dalam hal ini peneliti memeberikan penafsiran terhadap sumber sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. kegiatan interpretasiu ini dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta dan data dengan konsep konsep dan teori teori yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Peneliti juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya diajdikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan penelitian ini.
4. Historiografi
Historiografi adalah usaha untuk mensintesiskan data data dan fakta fakta sejarah menjadi sutau kisah yang jelas dalam bentuk tulisan setelah selesai melewati tahap pengumpulan dan penafsiran sumber sejarah. fakta fakta yang peneliti peroleh disajikan menjadi satu kesatuan tulisan dalam penelitian yang berjudul “Trikora dan Dampaknya bagi Stabilitas Politik Indonesia (1961-1962)”

H. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 4, yaitu :
Bab I   : pendahuluan penelitian, meliputi latar belakang masalah, penetapan     batas penelitian dan pemfokusan penelitian, metode dan sumber sumber penelitian yang digunakan, yang dirumuskan dalam sistematika sesuai tujuan pembahasan.
Bab II  : Latar belakang munculnya operasi Trikora
Bab III            : Pelaksanaa Trikora
Bab IV            : Dampak Trikora terhadap politik Indonesia
Bab V  : Penutup










Daftar Pustaka
Abdullah Taufik, 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah, Jakarta, PT Ichtiar Baru Hoeve.
Djoened Marwati dan Notosusanto Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia VI,
 2008. Jakarta, PT Balai Pustaka.


[1] Djoened Marwati & Notosysanto Nugroho, 2008, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta, PT.Balai Pustaka, hlm 436.
[2] Abdullah Taufik, 2012, Indonesia Dalam Arus Sejarah, Jakarta, PT Ichtiar Baru van Hoeve, hlm 415.
[3]Abdullah Taufik, 2012, Indonesia Dalam Arus Sejarah, Jakarta, PT Ichtiar Baru van Hoeve, hlm 418.
[4]Ibid. hlm 416.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar