Trikora
dan Dampaknya bagi Stabilitas Politik Indonesia (1961-1962)
Proposal Penelitian
Saffana
Azzahra
X
IPS 2
26
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
SMA
NEGERI 1 SIDOARJO
2016
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu program Kabinet Kerja adalah pembebasan
Irian Barat, yang pada hakikatnya merupakan tuntutan nasional secara mutlak.
Pasal 1 persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB 1949), mengenai “penyerahan
kedaulatan atas Indonesia yang berbunyi: “Kerajaan Belanda menyerahkan
kedaulatan sepenuhnya atas Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat dengan
tidak bersyarat dan tidak dapat dicabut dari karena itu mengakui Republik
Indonesia Serikat sebagai negara yang berdaulat”[1]
Masalah Irian barat yang belum usai melalui KMB tetap
menjadi perhatian pemerintah Indonesia, baik oleh pemerintah RIS maupun
pemerintah pemerintah sesudahnya. Salah satu dari program RIS adalah
menyelesaikan soal Irian Barat dalam setahun ini juga dengan jalan damai .
setelah Indonesia kembali menjadi NKRI pada tanggal 17 Agustus 1945, cabinet
pertama yaitu cabinet Mohammad Natsir (6 september 1950-3o Maret 1951) .
berganti cabinet dr. Sukiman Wirjosandjojo (27 april 1951-12 agustus 1955),
cabinet berikutnya cabinet Ali Asastroamidjojo I (1 agustus 1953-12 agustus 1955),
Kabinet Burhanudin Harahap (12 agustus 1955-24 maret 1956), Kabinet Ali
Sastromidjojo II (24 maret 1956-9 april 19570, dan Kabinet Djuanda (9 april
1957-10 juli1959) tetap mencantumkan masalah Irian Barat dalam program
kabinetnya.[2]
Setelah usaha bilateral dicoba tetaplah gagal,
Indonesia mencoba membawa masalah ini pada Sidang Majelis Umum PBB, namun
Indonesia tetap mengalami kekalahan jumlah suara. Karena kegagalan usahanya
diPBB, Belanda membentuk komite nasional Papua, kemudian memproklamasikan negara
boneke bernama Negara Papua, mengibarkan bendera Negara Papua, dan mengadakan
lagu Papua. Untuk menghadapi tindakan Belanda, pada awal bulan Desember 1961
diadakan siding cabinet inti bersama gabungan kepala kepala staf (GKS). Sidang
memutuskan bahwa pemerintah Indonesia akan mengambil tindakan tindakan tegas
terhadap Belanda. Untuk itu, KSAD Jendral A.H.Nasution mengusulkan untuk
menghidupkan kembali dewan pertahanan nasional yang bertugas untuk merumuskan cara
mengintegrasikan seluruh potensial nasional dalam pembebasan Irian Barat. Usul
itu diterima dan dewan pertahanan nasional diresmikan pada 11 Desember 1961,
sekitar 2 bulan setelah komite nasional Papua dibentuk. Dewan tersebut diketuai
oleh Presiden Soekarno, beranggotakan 14 orang yang terdiri dari pejabat tinggi
militer,sipil, dan wakil Irian Barat. [3]
Pada 14 Desember 1961 Dewan Pertahanan Nasional
bersidang, yang berhasil menetapkan pembentukan komando tertinggi pembebasan
Irian Barat (Kotipemirbar) dan sebagai panglima besarnya adalah Presiden
Soekarno setelah terbentuk Kotipemirbar, Dewan Pertahanan Nasional mengadakan
rapat untuk merumuskan konsep dasar perjuangan pembebasan Irian Barat. Konsep
yang disusun terkenal dengan Trikora sebagai jawaban pemeriontah dan rakyat
Indonesia terhadap elanda yang telah membentuk Negara Papua. [4]
Karena Trikora merupakan salah satu bagian dari
sejarah Bangsa Indonesia, Maka dari itulah penulis ingin mengadakan penelitian
mengenai “Trikora dan Dampaknya bagi
Stabilitas Politik Indonesia (1961-1962)”.
B.
Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini pwnulis telah
menentukan batasan waktu, dan tema sasaran penelotian. Waktu diambil pada awal
1961 sampai 1962. Sedangkan tema adalah sejarah mengenai Trikora itu sendiri.
C.
Rumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, penulis
menentukan rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana
awal mula terbentuknya konsep Trikora?
2. Bagaimana
pelaksanaan operasi Trikora?
3. Bagaimana
dampak operasi Trikora terhadap kestabilan politik Indonesia?
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian
ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui awal terbentuknya Trikora
2. Untuk
mengetahui isi dari konsep Trikora
3. Untuk
mengetahui dampak dari operasi Trikora pada kestabilan politik Indonesia
E.
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan dari penelitian diharapkan
penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan mengetahui
informasi informasi yang terkandung didalamnya terutama mengenai sejarah
Trikora
F.
Kajian Pustaka
Buku yang menjadi kajian pustaka sebagai unsur
pendukung dalam penelitian ini adalah Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid 7.
Dalam buku ini peneliti dapat memperoleh informasiinformasi seperti proses awal
terbentuknya Trikora dan berbagai hal yang berhubungan dengan Trikora. Buku ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan peneliti .
G
. Metode Penelitian
1.Heuristik
Heuristik
adalah kegiatan pencarian dan pengumpulan sumber. Pencarian dan pengumpulan
sumber ini merupakan tahapan awal bagi penulis untuk mendapatkan berbagai macam
sumber yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Pencarian sumber sumber ini
peneliti lakukan dengan mencari sumber sumber dari buku maupun sumber sumber
tertulis lainnya. Heuristik sendiri yaitu :
a. Sumber
Sekunder : pengumpulan sumber sejarah yang dituliskan kembali. Sumber sekunder
ini didapatkan dari mencari buku buku yang berhubungan dengan judul penelitian
“Sejarah Trikora (1945-1969)” yaitu
buku berjudul Indonesia Dalam Sejarah
jilid 7 karya Taufik Abdullah. Lalu buku kedua adalah Sejarah Nasional
Indonesia VI karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.
2.Kritik dan Analisis
Sumber
Setelah kegiatan pencarian dan penemuan sumber sumber
berhasil dilakukan, tahap kedua yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan
penelitian dan mengkritisi sumber sumber yang telah ditemukan tersebut baik
dari buku maupun sumber tertulis dan relevan lainnya. Kritik sumber dibagi
menjadi 2 yaitu, kritik eksternal merupakan cara pengujian kebenaran sumber
sejarah dari aspek aspek luar sumber tersebut yang digunakan. kemudian kritik
internal yaitu pengujian kebenaran yang dilakukan terhadap isi dari sumber
sejarah tersebut. Pada langkah ini peneliti akan menyaring informasi ataupun
data yang diperoleh guna mendapat hasil penelitian yang baik , relevan, dan
valid.
Kaitannya dengan penelitian ini, setelah penelii
menemukan berbagai sumber yang berhubungan dengan Sejarah Trikora, peneliti
mencoba menyaring informasi informasi tersebut dan hanya mengambil bagian data
data yang relevan dan valid agar dapat digunakan sebagai sumber penulisan
penelitian ini. sehingga tidak semua data yang ada dapat menjadi bahan rujukan
tetapi harus dapat disaring.
3. Interpretasi
Dalam hal ini peneliti memeberikan penafsiran terhadap
sumber sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. kegiatan
interpretasiu ini dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta dan data dengan
konsep konsep dan teori teori yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya.
Peneliti juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian
disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah
diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya diajdikan pokok pikiran sebagai kerangka
dasar penyusunan penelitian ini.
4. Historiografi
Historiografi adalah usaha untuk mensintesiskan data
data dan fakta fakta sejarah menjadi sutau kisah yang jelas dalam bentuk
tulisan setelah selesai melewati tahap pengumpulan dan penafsiran sumber
sejarah. fakta fakta yang peneliti peroleh disajikan menjadi satu kesatuan
tulisan dalam penelitian yang berjudul “Trikora
dan Dampaknya bagi Stabilitas Politik Indonesia (1961-1962)”
H.
Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam
penelitian ini dibagi menjadi 4, yaitu :
Bab I :
pendahuluan penelitian, meliputi latar belakang masalah, penetapan batas penelitian dan pemfokusan
penelitian, metode dan sumber sumber penelitian yang digunakan, yang dirumuskan
dalam sistematika sesuai tujuan pembahasan.
Bab II : Latar
belakang munculnya operasi Trikora
Bab III :
Pelaksanaa Trikora
Bab IV :
Dampak Trikora terhadap politik Indonesia
Bab V : Penutup
Daftar
Pustaka
Abdullah
Taufik, 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah, Jakarta, PT Ichtiar Baru Hoeve.
Djoened Marwati dan
Notosusanto Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia VI,
2008. Jakarta, PT Balai Pustaka.
[1] Djoened Marwati & Notosysanto
Nugroho, 2008, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta, PT.Balai Pustaka, hlm 436.
[2] Abdullah Taufik, 2012, Indonesia
Dalam Arus Sejarah, Jakarta, PT Ichtiar Baru van Hoeve, hlm 415.
[3]Abdullah Taufik, 2012, Indonesia
Dalam Arus Sejarah, Jakarta, PT Ichtiar Baru van Hoeve, hlm 418.
[4]Ibid. hlm 416.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar